Sabtu, 27 Februari 2010
Kenangan Dibalik Sungai Hijau
Diposting oleh Nounna Revarie di Sabtu, Februari 27, 2010
Peristiwa ini terjadi beberapa tahun lalu ketika saya pergi berkunjung ke Saudara di Surabaya waktu itu saya mungkin masih SD. Ketika itu saya bermain-main dengan kakak saya. Saya Berjalan-jalan di sekitar Sugai di dekat rumah Saudara saya. Di sekitar rumah saudara saya tersebut masih terdapat banyak pohon dan rumah-rumahnya masih agak jarang. Saya dan saudara saya makan Jeruk dan iseng-iseng membuat perahu dari kulit jeruk tadi dan mengalirkannya di sungai Waktu itu yang saya ingat sungai di sana masih bersih meskipun tidak sejernih sungai yang ada di Desa saya,dan udara di sana masih bisa di bilang segar,apalagi jika saata saya dan saudara saya melakukan ritual pagi hari yaitu jalan-jalan santai. Rasanya udaranya masih segar sekali. Beberapa tahun kemudian saya beranjak lagi kesana namun kali ini bersama orang tua dan adik saya. Ketika saya menginjakan kaki saya di stasiun terbanyak di fikiran saya bahwa nanti saya akan melakukan ritual saya yang biasa yaitu bermain di sungai dan jalan-jalan pagi. Dengan wajah gembira saya dan keluarga saya segera berangkat menuju rumah saudara saya itu. Disepanjang jalan saya terbelalak kagum m
elihat gedung-gedung disekitar saya. Maklum lah saya termasuk orang yang tinggal di kota kecil,jadi bisa dibilang orang kampung. Selagi saya terbengong-bengong melihat bangunan-bangunan modern disekitar saya, ternyata kami sudah sampai di tempat tujuan. Ketika saya sampai disana bertambah kebengongan saya melihat jalan menuju rumah saudara saya itu sekarang penuh dengan rumah-rumah. Saya masih dengan bingung berjalan mengikuti orang tua saya masuk ke dalam jalan. Saya masih tak percaya bahwa itu adalah jalan menuju rumah saudara saya. Ternyata itu memang benar-benar rumah saudara saya. Saya dengan rasa gembira berlipat-lipat segera beranjak menuju kamar yang telah di sediakan saudara saya untuk kami. Sebenarnya sejak beberapa hari sebelum keberangkatan kami kesini saya sudah menyusun rencana apa saja yang akan saya lakukan bersama saudara saya itu. Esok paginya saya dan ayah saya berjalan-jalan niat hati mau mencari udara segar. Saya ingat waktu itu masih jam 4 pagi. Kami berniat jalan-jalan di pinggir jalan raya. Bertambahlah rasa terkejut saya ketika melihat jalan-jalan sudah di penuhi kendaraan-kendaraan yang melintas dan udara sudah tidak segar lagi bahkan udara di sana sangat panas. Padahal di kota tempat tinggal saya jam segini udara masih terasa sangat segar. Sepulang dari jalan-jalan saya mengajak ayah saya pergi melihat sungai yang biasa saya kunjungi dulu. Terbayang di benak saya,saya akan membuat perahu dari kulit jeruk lagi. Tetapi sesampainya di sana, Cuma rasa kecewa yang saya dapatkan karena ternyata sungainya kini tidak jernih lagi. Namun sudah berwarna hijau dan penuh dengan sampah. Saya bergidik jijik melihat itu apalagi baunya sangat menyengat. Karena terlanjur membawa perahu dari kulit jeruk saya pun mengalirkannya. Namun perahu itu bukannya berjalan dengan lancar tapi malah berjalan tersandat-sandat karena banyaknya sampah disana. Bahkan tidak sampai 1 meter sudah berhenti karena tersangkut bangkai ayam. Saya hanya tersenyum kecut dan mengajak ayah saya pulang. Sepanjang perjalanan pulang saya berfikir,ternyata hanya dengan waktu yang begitu singkat kota kedua yang saya cintai setelah kota tempat tinggal saya ini sudah sangat berubah. Berbagai sudut kotanya sudah berbeda. Bahkan sungai kesayangan saya sudah menjadi sungai sampah. Saya hanya bisa mengela nafas membiarkan kenangan saya tentang keindahan kota ini mengalir bersama sungai hijau di bawah tumpukan-tumpukan sampah.
images: http://bandung.detik.com/readfot...tercemar

images: http://bandung.detik.com/readfot...tercemar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar